Ah,,,
Tak perlu muluk-muluk ku merangkai kata
Karena ku tak tahu apa kata yang tepat
Untuk menggambarkan suasana hati ini

Hari itu
Hujan turun dengan malasnya
Hanya meneteskan air sedikit demi sedikit
Hujan tak berhenti
Seakan tak ingin memberikan sang surya tampil
Di hari itu

Ah,,,
Malam itu
Hujan masih saja turun
Mengahtarkanku ke dalam sebuah tempat
Tempat yang penuh dengan mimpi

Malam itu,
Kita masih pergi bersama
Menuju kota besar di timur sana
Masaih teringat kasih sayangmu
Pada malam itu
Bersabar, penuh kasih sayang
Walau mukamu terlihat lelah

17 jam kita bersama
Hingga waktu memisahkan
Aku ingin meneteskan air mata
Tak ingin engkau pergi
Tetaplah disini
Dan  hujan pulalah yang menghantarkanmu pergi

Tapi, aku tak boleh begitu bukan?
Karena aku tahu, engkau menuju masa depan yang indah
Aku harus terlihat tabah dan kuat
Aku ingin meneteskan air mata
Berharap ini semua mimpi
Saat aku terbangun
Berharap mendengarkan suaramu

Ah,,
Mungkin aku ini lemah
Namun aku harus berjalan ke depan bukan?
Karena aku berjanji akan bertemu engkau
Agustus 2015
Semoga……….
engkau bahagia

Dan selamat hari ibu…
PERPISAHAN

Perpisahan….
Seuatu keharusan di dunia ini
Pahit terasa di hati
Menusuk di hati
Itu kata semua orang di dunia

Namun bagiku
Perpisahan adalah sebuah hal yang indah..
Bagi yang meninggalkan
Karena yang meninggalkan akan menyongsong masa depan dan baru
Dan melupakan masa lalu yang entah sedih atau emosi apapun itu

Namun,
Terasa menyakitkan
Bagi yang ditinggalkan
Karena harus tetap di dalam kekangan masa lampau
Halo semuanya..... apa kabar? baik kan?  Hem, udah lama gak nge-post nih, maklum lah orang sibuk, hahahahaha (sok). Oke deh, ada sedikit (banget) tuylisan nih... Selamat :)

SANG WAKTU DAN TEMPAT JAUH

Berjalan ke tempat yang jauh
Untuk bersendau gurau dengan kejadian
Aku terus berjalan
Hingga tiba di tempat yang tak dapat kugapai
Namun kenangan membantuku

Kupejamkan mata
Untuk melihat tempat itu
Tanpa kusadari
Tetes demi tetes air mata keluar

Mata tetap terpejam
Hingga sebuah suara membangunkanku
Menyuruh untuk berjalan
Hati ini menolak keras!

Suara itu hilang kesabarannya
Menarikku
Menyuruhku untuk tetap berjalan ke depan

Oh, kusadari, kini ku terbelenggu
Sebuah rantai yang keras dan kuat
Ah, suara itu bersuara lagi, lebih keras, dan membentak
Tak mau tahu dan tak ingin tahu
Ia berjalan di depanku
Menarikku menggunakan rantai ini
Sesekali menarik dengan kuat

Aku terbangun
Suara itu sudah hilang terbang di kebisingan pagi ini
Aku terhenyak, sepintas mengetahui Sang suara
Tak mau tahu, terus saja berjalan tanpa lelah tanpa istirahat
Ya, karena dia adalah Sang waktu

Aku terbangun
Namun hati masih ingin berada di tempat jauh itu
Masa kecilku
Ah, sudah dua bulan lamanya aku ndeketin dia. Lama juga ya? Mana mantannya masih berhubungan sama dia lagi. Haduh, pelik juga masalah ini. Tuhan, tolong jadikanlah dia milikku.
Masih saja aku duduk termenung sendiri di depan ruang himpunan, meratapi masalah yang melandaku. Ya, aku mahasiswa tingkat pertama yang sedang merasakan apa yang orang-orang bilang ‘cinta pertama’. Ku hisap rokok dalam-dalam sembari memikirkan masalah pelik ini. Pikiranku melayang ke masa saat pertama aku melihat dia, setelah tiga tahun lamanya tak bersua.
Waktu itu, awal masuk kuliah, aku melihat sesosok wanita yang mengembalikan pikiranku akan seorang wanita. Ku amati dengan seksama wajah dan perwakannya. Badannya kurus dan sedikit tinggi, kulitnya yang sedikit putih, wajahnya yang lonjong, matanya yang indah dan bulat, rambut yang lurus dan dikucir kuda, pipinya yang tembem, dan mulut yang tipis serta kecil itu, hampir sama dengan dia. Sesaat aku bingung, apakah itu dia, karena dulu dia tidak memakai kawat gigi dan yang jelas sekarang dia lebih cantik. Aku semakin yakin kalau wanita itu, dia, karena dia mempunyai hidung yang pesek. Ya, semua ciri-ciri itu mirip dengan Rani, wanita yang kusukai waktu SMP.
Hei, selamat idul fitri yah. Bagi yang mudik ati-ati yah. enggak lupa beli baju baru kan? Hemmm, terus apa lagi ya? Oya, mohon maaf lahir batin ya *salaman* Hahahahahaha.
Siang itu, matahari menyengat dengan semangat-semangatnya, membakar kulit kami yang coklat. Berawal dari keinginan seorang pemuda yang ingin melihat keindahan landas pacu Lanud Adi Sucipto, kisah perjalanan kami dimulai. Kami memulai perjalanan ini dengan bermodalkan semangat dan sepeda tua yang kami miliki. Tak ada persiapan khusus, hanya mengecek sepeda kami. Maklumlah, sepeda yang kami miliki adalah sepeda onthel tua yang memerlukan perawatan terus-menerus. Perjalanan ini diwarnai oleh lima pemuda, yaitu Cipta, Irsyad, Tembong, Tito, dan Aga. Dikarenakan Tembong yang belum mempunyai sepeda, maka Tembong membonceng Irsyad dan mereka berdua bersepeda dengan sistem bergantian yang mengayuhnya. Dengan semangat 45 kami mengayuh sepeda kami ke arah utara. Awalnya kami melewati Jalan Yogya-Wonosari yang halus dan mulus. Banyak sekali kendaraan yang lewat hari ini, seakan taka ada tempat untuk kami lalui. Dikarenakan tujuan yang berada di arah utara, kami menyebrang jalan tersebut menuju jalan desa. Kami pun melalui jalan desa yang sudah beraspal menuju arah utara. Terus kami kayuh sepeda kami ke arah utara, melewati jalan-jalan desa tentunya, hingga kami harus berpisah dengan jalan beraspal dan disambut dengan jalan tanah yang berdebu dan berbatu. Sesekali, Irsyad harus turun untuk mendorong sepedanya karena jalan yang menanjak, berbatu, dan tidak mulus. Pemandangan di jalan ini sungguh menyegarkan, karena di kiri dan kanan kami terbentang sawah dan kebun yang sungguh indah, kami melewati bumi perkemahan, namun tetap saja kami diserang panasnya matahari.
Jalan yang kami tempuh ini berakhir di sebuah kawasan perumahan TNI Angkatan Udara. Mau tak mau kami mengayuh sepeda kami melewati perumahan tersebut dan menuju ke arah utara.dengan riang dan semangat kami bersepda, perjalanan pun diselingi gelak tawa karena kekonyolan-kekonyolan yang kami lakukan hingga akhirnya kami berhenti di Museum Dirgantara yang berada di utara perumahan tersebut. Di museum tersebut kami beristirahat sejenak untuk melepas lelah sembari melihat kegagahan pesawat zaman dahulu yang ‘terparkir’ di museum tersebut. Karena kurang persiapan yang matang dan sudah menjadi kebiasaan kami untuk bersepeda secara spontan, kami tidak membawa air minum. Jadilah kami kehausan dan mata kami memandang ke segala arah untuk mencari toko. Kesialan sepertinya menghampiri kami, karena tidak ada satu pun toko di museum ini, kalaupun ada, kami tidak berani membeli air minum karena uang yang kami bawa hanya paling besar Rp 5000,- dan akhirnya kami urungkan niat kami untuk minum walau tenggorokan ini kering dan berteriak untuk dibasahi.
irsyad yang harus rela turun dan berlari

jalanan yang kami lewati

            Museum Dirgantara adalah salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi di Yogyakarta. Kebanyakan pengunjungnya adalah rombongan anak-anak kecil, dari usia TK hingga SD bersama para guru, namun tak jarang ada pula keluarga yang mengahabiskan waktu liburan di museum ini sembari mengenang perjuangan dan melihat keindahan pesawat tempur disini. Di museum ini, terdapat beberapa pesawat perang yang digunakan untuk perang mempertahankan kedaulatan NKRI. Tak ada satu pun yang kurang dari pesawat ini, mulai dari lambang TNI AU hingga senapan-senapan yang ada di badan pesawat masih dapat kita lihat. Di museum ini, bisa juga masuk dan melihat suasana di dalam pesawat perang tersebut dan entah mengapa kami tak berani untuk masuk, hanya melihat dari luar kegagahan pesawat perang tersebut dari dekat dan tentunya berfoto ria. Puas berfoto, kami duduk di rerumputan dan di bawah naungan pohon sembari melepas lelah dan bersendau gurau. Tiga puluh menit sudah kami beristirahat, saatnya kami melanjutkan perjalanan kami meuju Lanud Adi Sucipto. Sepeda kami arahkan ke arah timur, karena Lanud Adi Sucipto berada di sebelah timur Museum Dirgantara.
beristirahat sejenak

gagahnya pesawat perang zaman dahulu

berfoto ria

narsis dulu

            Terdapat perasaan takut di hati Tembong karena melihat palang dilarang masuk di jalan yang kami lalui. Sejenak kami berhenti, berdiskusi apakah akan melanjutkan perjalanan atau pulang dan akahirnya kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan hati yang diselimuti rasa takut. Jalan yang kami lalui sungguh sepi dan beraspal, di kanan kami terdapat tanah yang tak terawatt, namun kami melihat ada seorang warga di kebun tersebut, mungkin untuk mencari rumput atau menggarap lahan tersebut. Di kiri kami, terdapat bangunan TNI AU. Jalan mulai menurun. Karena kondisi jalan yang sepi, Tito dan Aga mulai balapan. Setelah melalui turunan, kami melewati jembatan dan pada saat itu ada sebuah pesawat yang hendak landing. Sebuah pemandangan yang indah bila dilihat dari jalan ini. jalanan mulai menanjak, kami mulai mengerahkan tenaga untuk melaluinya. Karena Tito dan Aga yang tadi balapan, mereka sudah berada di atas tanjakan. Sampai diatas tanjakan, kami disuguhi sebuah bangunan gagah berwarna biru langit yang berada di depan jauh kami. Di atas tanjakan ini kami berhenti karena melihat sebuah peswat latih yang hendak take-off. Kamipun langsung memarkir sepeda kami dibahu  jalan dan langsung berlari mendekati pagar untuk melihat dari dekat pesawat tersebut dan berharap ada pesawat yang landing atau take-off.
            Lanud Adi Sucipto atau yang lebih dikenal Bandara Adi Sucipto adalah sebuah kawasan landas pacu. Kami sendiri bingung, kawasan ini adalah Bnadara atau Pnagkalah militer, keran landas pacu ini digunakan untuk mendarat pesawat-pesawat komersial dan pesawat militer. Di utara landas pacu ini terdapat Bandara Udara Adi Sucipto yang masyarakat boleh masuk dan selatan landas pacu berdiri pangkalan militer TNI AU yang masyarakat tidak boleh masuk, hanya orang-orang tertentu yang boleh masuk. Kawasan landas pacu ini berada di daerah Berbah, Sleman, Yogyakarta. Seperti landasan pacu lainnya, landas pacu ini dikelilingi tanah lapang yang luas. Terdapat jalan yang memutari landas pacu ini, dan jalan yang kami lalui adalah jalan tersebut. Tujuan kami adalah bersepeda melalui jalan tersebut ke arah timur sembari melihat pemandangan landas pacu.
pesawat hendak landing
            Sebenarnya, jalan yang kami lalui adalah jalan untuk ke pangkalan militer dan orang-orang yang tidak berkepentingan di larang lewat. Beberapa menit saja kami mengagumi keindahan pesawat latih dan landas pacu, dari arah timur datanglah orang yang berseragam biru langit lengkap dengan atributnya dan memakai helm putih yang dibelakang helm yang dikenakan tertulis ‘PM’ datang dengan sepeda motor dan berhenti di tempat kami melihat pesawat latih. Dengan suara berat dan agak meninggi, orang tersebut bertanya kami darimana dan sedang apa disini. Irsyad yang kebetulan di dekat TNI tadi menjawab dengan gugup dan bingung, bahwa kami berasal dari Maguwo, daerah yang berada di sebelah selatan landas pacu. Tanpa tedeng aling-aling, dengan suara berat dan membentak, TNI tersebut memberikan sebuah hukuman, yaitu kami disuruh mengayuh sepeda kami ke arah museum dengan waktu 15 detik!. Bisa anda bayangkan bagaimana beratnya hukuman yang kami terima karena medan yang akan kami lalui adalah jalanan yang menurun dan menanjak dengan jarak sekitar 1 kilometer. Dengan sisa tenaga yang kami punyai dan perasaan takut tentunya, kami mengayuh sepeda kami secepat kilat. Anehnya, Irsyad dan Tembong yang boncengan, awalnya paling belakang bisa langsung berada di paling depan. Karena cepatnya kayuhan kami, serasa rantai sepeda kami putus dan dengan tenaga yang kami punyai, akhirnya kami mencapai museum tersebut. Entah, butuh berapa lama kami mencapai museum tersebut, mungkin sekitar 20 detik, karena TNI tersebut mengikuti di belakang kami dengan sepeda motornya sambil berteriak menghitung. Setelah sampai museum, entah mengapa kami masih saja bersepeda dengan cepat dan TNI tersebut menghampiri kami dan memperingati kami jangan masuk lagi. Tito melihat TNI tersebut tertawa setelah melewati kami.
jalanan yang kami lalui

jembatan

            Dengan sisa tenaga yang kami punya, rasa haus yang melanda kembali, dan kaki yang hampir lepas kami pun pulang. Di perjalanan, kami menertawai kekonyolan tersebut, dan bercerita kejadian-kejadian apa yang sudah kami lalui di hukuman tersebut. Keluar dari perumahan TNI AU, kami mencari burjo untuk membeli minum dan beristirahat. Akhirnya kami mendapatkan sebuah burjo dan memesan es teh untuk membasahi tenggorakan ini. kami duduk di sebelah burjo yang ada pohon dan tertutup dari seranganan panasnya matahari.
Disini kami membuktikan bahwa sepeda tua atau sepeda onthel masih paling gagah, kuat, tangguh, dan cepat. Sbenarnya bila hendak dilanjutkan, kami akan mendapati sebuah pemandangan yang indah dan menentramkan pikiran. Kami akan dapat melihat bagaimana keindahan pesawat yang landing atau take-off dengan posisi yang berbeda dari yang ada kerana nantinya di sebelah timur akan terlihat kegagahan pegunungan. Di perjalanan inilah kami mendapatkan hukuman ala TNI dan hikmah janganlah melanggar sebuah hukuman.

Sampai dirumah, kami langsung merebahkan diri dan masih menertawai kejadian tersebut dan itu adalah sebuah pengalaman perjalanan bersepeda yang mendebarkan, menakutkan, mengesalkan, sekaligus indah yang pernah kami lalui.






lagunya bagus ni, bagi yang tidak bisa memberikan cinta kepada orang yang mencintainya :)

ni liriknya:

"Love Love Love"

Well, maybe I'm a crook for stealing your heart away
Yeah, maybe I'm a crook for not caring for it
Yeah, maybe I'm a bad, bad, bad, bad person
Well, baby, I know.

And these fingertips
Will never run through your skin
And those bright blue eyes
Can only meet mine across the room filled with people that are less important than you.

All 'cause you love, love, love
When you know I can't love
You love, love, love
When you know I can't love
You love, love, love
When you know I can't love you

So I think it's best we both forget before we dwell on it
The way you held me so tight
All through the night
'Til it was near morning

'Cause you love, love, love
When you know I can't love
You love, love, love
When you know I can't love
You love, love, love
When you know I can't love you

All 'cause you love, love, love
When you know I can't love
You love, love, love
When you know I can't love
You love, love, love
When you know I can't love you

ayo pada download :)
bulan sudah tepat di atas kepala
terlihat dua anak adam
saling memadu kasih
di selimuti tawa
mimpi
dan harapan
akan indahnya hari esok

biarlah
biarlah
biarkanlah mereka
tinggalkan saja mereka
beri waktu untuk mereka
saling bermimpi dan berharap

sebelum
sebelum
mereka tahu
apa itu kenyataan
akan pahitnya hari esok
harapan yang disapu derasnya gelombang
yang bernama kenyataan

ya, biarlah mereka
untuk sejenak
menikmati malam ini
sebelum esok harus berjuang
menghadapi kenyataan
ini tulisan pertama saya, sejenis enggak ceto memang :)
mari disimak :

Alkisah,terdapat anak di salah satu SMA di Yogyakarta yang bisa dibilang biasa-biasa aja,anak itu bernama Tinus. Diceritakan disini Tinus amat mancintai wanita yang ia idam-idamkan,wanita itu bernama Uzy. Uzy seorang wanita berbakat,ia termasuk keturunan orang tajir,ia juga baik hati. Bak orang yang buta akan cinta,Tinus tetap mengejar Uzy walaupun cintanya di tolak mentah-mentah. Berbagai cara Tinus lakukan agar Uzy dapat membuka hatinya untuknya,salah satunya dengan selalu memberi hadiah untuk Uzy
Dua hari lagi adalah hari ulang tahun Uzy, Malam itu Tinus secara otomatis ingin memberikan hadiah spesial untuk Uzy,sang belahan jiwanya. Tinus pun harus memecah tabungan ayamnya dan meminjam uang dari sahabatnya Sabil. Setelah terkumpul beberepaa duit,Tinus dan Sabil pun berencana membeli hadiah untuk Uzy. Esoknya Tinus dan Sabil pergi ke mall untuk membeli hadiah.
“Bil,enaknya aku beliin apa ya buat Uzy? hehehe”, tanya Tinus.
“Gimana kalo kita beli jam weker yang bagus?”,jawab Sabil.
“Heem,okelah,jam weker juga bagus kok,tapi kita belinya dimana?”, tanya Tinus lagi.
“aku tau,aku ada toko langganan kok.”, jawab Sabil.
“oke,ayo kesana”, timpal Tinus
Akhirnya Tinus dan Sabil pun pergi menuju toko langganan Sabil. Di jalan menuju toko itu,Tinus berpikir apa duitnya cukup? Sesampainya di toko itu,mereka langsung melihat-lihat jam weker yang paling bagus dan awet.
“Nus,Nus,ini ada jam weker yang bagus”, Sabil memberitahu.
“mana?”, tanya Tinus.
“ini”, Sabil menunjukkan sebuah jam weker berwarna hijau.
“wah,itu kurang nice,belum ada feelnya.. hahaha”, kata Tinus.
“nah,nek ini gimana? Dari segi manapun,dilihat-lihat bagus.”, tiba-tiba Tinus menunjuk pada sebuah jam weker.
“iya,bagus juga”, timpal Sabil.
“yok,aku belI yang ini.”,kata Tinus
“oke,ayo kita bayar”, kata Sabil
Namun Tinus tak melihat berapa harga jam weker itu. Setelah membeli,Tinus terkejut karena harganya terlampau tinggi. Mau tak mau ia harus meninggalkan baju kesayangannya untuk menambah kekurangan harganya. Tinus pun pulang tak memakai baju,ia pun berjalan di mall tanpa memakai baju dan sungguh amat malu ia dilihat orang-orang yang ada di mall itu,tapi demi Uzy,apapun ia lakukan.
Sesampainya di rumah, Tinus di marahi oleh orang tuanya karena pulang-pulang tidak memakai baju.
“le,bajumu kemana?”, tanya ibu Tinus.
“emm,itu ma,, emm,, emm,, Tinus gadaiin buat beli jam weker ini.”,jawab Tinus jujur.
“APA?! KAMU TAU ENGGAK? ITU BAJU HARGANYA MAHAL! MAMA BELI DARI LIUAR NEGERI! MALAH KAMU GADAIIN BUAT BELI JAM WEKER KAYAK GINI!”, ibu Tinus marah-marah sejadinya.
“maaf ma.”, jawab Tinus dengan muka tertunduk
“itu jam buat sapa?”,tanya Ibu Tinus masih dengan nada tinggi
“bu.. Bu.. Buat Uzy ma,besok dia ulang tahun.”, jawab Tinus dengan terbata-bata.
“wolha dasar anak tak tau di untung! Cuma buat wanita kayak gitu aja sampai segininya!”, ibu Tinus semakin marah.
Malam itu,Tinus di marahi habis-habisan oleh ibunya. Esoknya,ia ingin memberikan jam weker itu pada Uzy,tapi karena ia tak cukup berani ia menitipkan jam weker itu kepada Sabil,sahabatnya sekaligus teman kelas Uzy. Jam weker itu sudah Tinus bungkus dengan amat rapi. Tapi Tinus tak tahu apakah jam itu di terima Uzy atau tidak.
Esoknya,pada saat Tinus dan Sabil jalan-jalan di mall,Sabil melihat dari jauh kehadiran sosok Uzy.
“eh Nus,aku kesana bentar ya”, kata Sabil sambil menunjuk ke arah Uzy, tapi Tinus tak melihat,maklum ia punya masalah dengan matanya.
Sabil pun berjalan ke arah Uzy.
“halo Uzy,met ultah ya.”, sapa Sabil.
“oh Sabil. Iya, makasih ya”, timpal Uzy dengan senang
“oh iya,aku punya sesuatu untukmu.”,kata Sabil sambil merogoh isi tasnya.
“ini”, Sabil menunjukkan sebuah kado gerenuk kotak.
“apa itu Bil?”, tanya Uzy keheranan dan senang.
“buka aja. hehehehe”, tawa Sabil.
Uzy pun membuka kado itu,spontan ia kegirangan dan memeluk Sabil. Pada ssat itu,Tinus datang dan melihat kejadian itu. Tinus pun sakit hati.
“heh,ngapain kamu meluk Uzy?”, tanya Tinus ke Sabil.
“bu.. Bu.. Bukan kayak gitu Nus.”, Sabil mati gaya.
“ngapain kamu?”, sewot Uzy.
“eh,itu jam weker dariku lo. Hehehe. Bagus to?”, kata Tinus sambil menunjuk jam weker yang di pegang Uzy.
“weh,darimu to ini?”, tanya Uzy sambil melihat jam itu.
“iya.”, jawab Uzy dengan senyum.
Seketika itu juga Uzy membanting jam weker itu ke lantai.
“aku kira ini dari Sabil,ternyata dari kamu,tak sudi aku menerimanya.”,kata Uzy dengan nada marah.
Tinus sedih melihat kejadian itu,ia menangis sambil meratapi jam weker itu.
“kenapa kamu banting jam ini? Ini aku beli dengan susah payah,aku sampai ninggalin bajuku demi jam ini dan demimu Zy”, kata Tinus sambil menangis.
“apa tak pikir? Tetap tak sudi aku menerimanya.”,kata Uzy sambil menendang jam itu jauh-jauh.
“Zy,aku cinta sama kamu,tapi kenapa kamu melakukan ini padaku? Aku sangat mencintaimu,bukalah hatimu sedikit untukku.”,kata Tinus.
“aku sama sekali tak punya rasa sama kamu,aku udah muak lihat mukamu!”, kata Uzy sambil menampar Tinus.
“aku cinta sama Sabil,kamu tau gak?”,lanjut Uzy.
“HAH?”, Tinus kaget setengah mati.
“kamu cinta sama aku Zy?”, tanya Sabil.
“iya”, jawab Uzy sambil tersipu malu.
“aku juga cinta kamu,kamu mau gag jadi pacarku?’, Sabil menembak Uzy di depan muka Tinus.
“iya,aku mau Bil.”, jawab Uzy dengan senang.
“ayo nonton Zy,aku punya dua tiket nih,mumping filmnya bagus”, ajak Sabil.
“oke,ayo”, jawab Uzy dengan senang hati.
Akhirnya Uzy dan Sabil pergi ke bioskop meninggalkan Tinus sendiri yang sedang menangis dan meratapi jam weker yang sudah susah payah ia beli. perlu di ketahui,tiket yang di bawa Sabil adalah tiket yang Tinus beli untuk menonton dengan Sabil.
Tinus menangis sedih di situ,mukanya sudah di tampar,sekarang hatinya yang di tampar oleh wanita pujaanya dan sahabatnya sendiri.
“UZY!! Kenapa kamu menyakitiku seperti ini?”, teriak Tinus ke arah Uzy dan Sabil yang sudah pergi
“SABIL!! KAMU HANCURKAN PERSAHABATAN KITA! MATI AJA KAMU!”,lanjut Tinus.
Di situ ia menangis,mengucurkan air matanya sebanyak-banyaknya,tak peduli ia sedang dimana,ia menangis. Lalu ia pun mengambil jam weker itu,membawanya pulang. Hatinya hancur seperti bentuk jam weker itu. Suara jam weker itu Terdegar sedih dan kecil di telinganya,padahal dahulu waktu ia beli,suara jam itu amat merdu. Tinus tak tahu harus berbuat apa,ia hancur,tak berbentuk,tak punya semangat hidup lagi. Ia pulang sambil menggemgam jam itu erat-erat di hatinya. Ia ingin terbangun dari mimpi buruk ini,dan berharap semua kejadian hari ini hanya mimpi,berharap ia bangun di pagi yang cerah,dan di sampingnya ada sesosok wanita yang ia idam-idamkan,Uzy. Tapi ia tahu,itu Kenyataan,Kenyataan yang harus ia terima dan ia lampaui. Hanya jam weker itu yang ia punya,ia ingin menyimpan jam weker itu walau jam weker itu telah memberikan kenangan yang menyakitkan hatinya,namun baginya,jam itu amat berarti baginya.
Saat dalam perjalanan pulang,Tinus tahu bahwa sebenarnya itu yang membuat Uzy bahagia,Uzy bahagia dengan Sabil. Hatinya harus dapat menerima ini. Ia sadar ia ingin Uzy bahagia walaupun ia sedih,hatinya hancur. Tiba-tiba dari arah depan datang mobil dengan kecepatan tinggi dan menabrak Tinus,karena ia tak bias menghindar,akhirnya ia terjatuh,banyak darah keluar dari kepalanya,ia brisker,mungkin ia tak dapat hidup lagi,ia membuka matanya,tapi yang ia lihat hanya banyangan orang yang mengerumuninya dan tiba-tiba keadaan menjadi gelap dan tak Terdengar suara riuh-riuh di sekitarnya.
“Uzy,semoga kamu bahagia dengan Sabil. Sabil,persahabatan kita tak kan putus gara-gara ini dan tolong jaga Uzy,jangan kecewakan dia”, kata Tinus dalam hati.
Tinus pun meninggal di situ dengan senyum di mukanya dan menggenggam erat jam weker itu. Ia ingin jam weker itu pergi bersamanya,pergi menggalkan dunia yang fana.
Di saat yang sama di tempat lain,Uzy merasa sedih,merasa ada yang hilang dari hatinya,tapi ia tak tahu itu apa dan akhirnya Uzy meneteskan air matanya.

PACARAN, BUAT APA SIH?

Yah, pacaran. Apa sih tujuan pacaran itu? Mengkin inilah salah satu pertanyaan bagi saya. Maklum lah, sudah menjomblo lama sekali. Tak ada yang salah dengan yang namanya pacaran, semua sah-sah saja.
Waktu saya tanya pertanyaan di atas, ada yang menjawab, pacaran itu untuk memberi dan diberi kasih sayang oleh seseorang yang kita cintai. Oke, kasih sayang. Lalu apa kurang kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kita? Oleh teman-teman kita? Turah-turah bro. kasih sayang yang diberikan olah orang tua kita lebih dari cukup untuk hidup kita.
Ada juga yang menjawab, pacaran itu saling memberi masukan dan menyemangati selama kita jatuh. Oke, curhat, semangat, dan tetek bengek-nya. Lantas apa guna orang tua kita? Cuma buat pajangan? Orang tua kita lebih arif dan bijaksana, bro. mereka toh yang menyemangati kita waktu kita jatuh, mereka juga toh yang pertama kali dating dan berkata “Ada apa?, kamu nggak kenapa-kenapa kan?”, saat kita sedang mempunyai masalah.
Seperti kata-kata saya, sah-sah saja pacaran itu. Tapi yah, lucu aja sih, kita memberikan waktu yang kita punya untuk pacar kita, memikirkan pacar, menuruti kata pacara kelakuan pacar, berbuat sesuatu yang makan waktu lama saat pacar kita ngambek hanya biar pacar kita diem dan memaafkan kita. Aish, omong kosong semua itu! Kita pacaran itu nggak ada tujuan, kalaupun ada, itu Cuma masalah nafsu, tidak lebih dan tidak kurang. Lagian, apakah pacar kita yang sekarang besok ini jadi teman hidup kita? Enggak kan? Masih banyak dah hal penting yang harus dipikirkan dan dilakukan daripada pacar, masalah cinta, dan tetek bengek-nya. Cita-citamu gimana bro? tujuan hidupmu gimana? Bangsa ini gimana? Mau dibawa kemana itu semua?
Bro, bangun! Masih banyak hal penting yang harus dilakukan! Masih banyak hal yang harus di pikirkan!
Lepas dari itu semua, tak usalah kita mencari cinta sejati kita. Karena kita sudah mempuntyai cinta sejati saat kita waktu pertama kali menghirup udara segar di dunia ini, mengkin juga pada saat kita masih dikandungan. Siapa kah cinta sejati kita? Hanya ada satu nama! Ya, itulah TUHAN! Just it bro, tak lebih. Apa sih cinta sejati? Sejati kan artinya kekal, abadi kan? Nah, padahal apa yang ada di dunia ini tidak abadi! Istri kita besok yang katanya cinta sejati itu besok juga mati dan tidak mungkin mengingat kita di kehidupan berikutnya, iya nggak?. Di dunia ini hanya Tuhan yang abadi dan kekal!
Kalau kita tidak puas dengan kasih sayang dan curhat sama orang tua, ada Tuhan bro! ceritakanlah semua masalahmu ke Dia, nangis aja gak papa, semua kita keluarkan, apapun itu. Setelah itu, beban yang ada dipundak kita hilang seketika dan esok hari mungkin masalah kita akan selesai.
Semua pasti kembali ke Dia. Mungkin bagi saya, taka da artinya pacaran itu, hanya buang-buang waktu saya. Besoklah saya mencari calon pendamping hidup saya, saat semua hal yang saya inginkan sekarang ini sudah tercapai. Itulah menurut saya.

Atas rumah, 28 Mei 2013

Cipta Swastika

Cipta Swastika
Tolong..
Tolong..
Tolong…. Aku…
Jangan kalian kurung
Dengan kurungan indah kalian
Yang kuat dan menyilaukan

Tolong..
Tolong..
Tolong…. Aku…
Tak sudi menjadi kenari indah kalian
Yang dapat di pandangi pagi dan sore hari
Dengan mata busuk kalian

Tolong..
Tolong..
Tolong…. Aku…
Ingin menggapai langit biru itu
Menangkap awan dengan tanganku ini
Terbang dengan bebas diatas sana

Gagak!
Ya! Gagak!
Ingin menjadi gagak
Yang dapat terbang bebas di angkasa
Meng-kaaak- kaaak deang bebas
Sembari menertawai kenari-kenari kalian
Dan kalian juga

Tapi,
Aku sadar
Gagakpun tak akan bebas
Selama kamu yang menatapku dari atas sana
Melihat dengan mata mengintai
Bersembunyi di keindahan langit
Kamu harus mati!
Harus!
Agar aku dapat bebas!
Terlepas dari kesakitan ini.

Kembali ku berlayar di lautan luas ini, 2 tahun sudah aku mengarungi lautan ini sejak bertemu dengan kerang mutiara itu, kini akhirnya aku menemukan kembali  kerang mutiara lagi,tak dapat kupalingkan mata ini darinya. Ku dayung perahu ini untuk mendapatkannya,memilikinya, ku dayung perahu ini sekuat tenaga, kuterjang badai-badai kecil hanya untuk mendapatkanmu,berhari-hari ku berjuang, hingga akhirnya kerang mutiara itu di depan mataku, tanganku menjulur untuk mendapatkannya, namun kenapa engakau justru menjauh wahai kerang mutiara? Jangan pergi dariku,kumohon. Ku dayung lagi perahuku untuk mengejarnya,hingga kerang mutiara itu masuk di badai yang besar.
Aku terdiam disini, terlihat tangan putih besar keluar dari langit, tangan itu mengambil kerang mutiara itu, aku pun berteriak,jangan engkauambil kerang itu! Jangan ,tolong jangan,tolong! Jangan,jangan seperti yang dulu lagi. Namun tangan itu tetap mengambilnya,membawanya ke langit bersamanya. Aku teringat kata-kata kerang mutiara 2 tahun lalu ‘kamu terlalu pasrah!’ lalu apa yang harus kulakukan? Bila aku harus berhadapan dengan badai yang besar ini,tak sanggup aku menghadapi badai ini, aku terlalu lemah dan kecil untuk menghadapi tangan itu. Apakah kami tidak bisa bersatu? Bersatu setelah aku melalui badai besar itu,badai yang disebut dengan keyakinan,dan mengambil kerang mutiara itu dari tangan-Nya yang besar dan penuh kuasa?
Tuhan,jangan engakau ambil kerang mutiara itu! Jangan berkata ‘ini belum waktunya,aku punya yang kerang lain untukmu’ ,tapi,aku ingin bersamanya. Aku tak tahu apa aku bisa melawan dan menghancurkan badai besar ini,yang disebut kenyakinan atau agama? Dan mngalahkan tangan besar itu? Kalaupun memang tidak,tolong beri aku waktu untuk hidup bersama dengan kerang mutiara itu,walau hanya sebentar,aku ingin mencitainya,menyayanginya,bahagia bersamanya,walau hanya sebentar. Aku berjanji tak akan menyakitinya,akan ku perlakukan dia dengan lembut dan penuh kasih sayang,seperti engkau mengasihi dan menyayangiku. Sekali lagi,berikanlah kerang itu untukku 

Halo, selamat berjumpa, kawan-kawanku, para mahasiswa. Sekarang kita bukan hanya sekedar siswa, namun sekarang kita adalah Maha-siswa. Ya, siswa yang besar. Tanggung jawab dipundak pun semakin besar. Bukan sekedar tanggung jawab kepada orang tua untuk berprestasi di bidang akademis, namun juga tanggung jawab untuk membawa masyarakat dan bangsa ke arah yang lebih baik. Sejatinya, kita ini adalah agent of change, social control, dan calon pemimpin bangsa. Bukan hal yang luar biasa dan tidak perlu kaget, bila masyarakat menggantungkan mimpi-mimpi mereka di pundak kita agar dapat melakukan dan membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.
Sejatinya, golongan yang melakukan perubahan di waktu dulu adalah golongan muda. Marilah kita tengok ke masa lalu, kita kenal siapa itu Soekarno, Moh. Hatta, Tan Malaka, dan masih banyak lagi golongan muda yang membawa bangsa ini kea rah yang lebih baik, dari dijajah hingga merdeka. Cita-cita mereka secara tak langsung ataupun secara langsung diserahkan kepada kita, para mahasiswa dan pemuda-pemudi bangsa ini untuk membawa bangsa ini kea rah yang lebih baik lagi.
Namun, marilah kita lihat sekarang ini, banyak dari kita tak peduli lagi pada bangsa ini. kita terlalu lebih memikirkan diri kita sendiri. Kuliah ya kuliah, sekolah ya sekolah, cari ilmu, dapat nilai bagus, dan berprestasi. Terlihat dimana-mana, apa yang kita lakukan hanya bersenang-senang, menghamburkan uang, dan hal-hal serta sikap lainnya yang bersifat hedonism. Oh, kemanakah cita-cita luhur pada zaman penjajahan dulu, hilang sudah tak berbekas.
Kalaupun ada mahasiswa yang menjadi aktivis, justru mementingkan kepentingan kelompoknya sendiri. Tak segan-segan beradu otot dengan kelompok lain agar kepentingan yang dibawa menang. Berdemo sana-sini dengan mengandalkan otot kuat dan otak kosong, menantang para penguasa. Kadang, justru demo tersebut merugikan masyarakat dan bangsa ini, banyak sekali contohnya. Saat para pedemo diajak berunding dan berdiskusi dengan para penguasa, justru malah melongo, diam seribu bahasa dangan muka tertuntuk dalam-dalam di depan para penguasa. Malulah kita ini, sebuah kemunduran besar untuk bangsa ini.
Sah sah saja kita menjadi aktivis, menjadi orang yang berprestasi di bidang akademis. Namun, marilah, kita yang menjadi aktivitis, lakukan apa yang kita lakukan untuk dan demi bangsa ini. gerakan yang kita lakukan haruslah dilakukan untuk kepentingan bangsa ini agar bangsa ini lebih maju dan lebih baik lagi. Jangan justru membawa kepentingan golongan. Bila membawa kepentingan golongan, sama saja dengan para penguasa di negeri ini. mimpi-mimpi yang ditanamkan, perjuangan yang dilakukan hanya seperti omong kosong belaka bila sudah membawa kepentingan golongan. Hanya seperti mereka, para penguasa, bila boleh saya katakan.
Pemuda-pemudi yang berprestasi di bidang kademis, gunakanlah otak ini untuk membawa bangsa ini maju. Ide-ide yang kita tuangkan di berlembar-lembar kertas, marilah kita jadikan kenyataan. Jangan hanya menjadi seonggok ide yang tak berguna dan kumpulan mimpi belaka. Uang hasil menjuarai sebuah kejuaraan, uang Pembina yang didapat, marilah digunakan untuk mewujudkan ide tersebut dan menjadi hal yang berguna untuk bangsa ini. jangan justru digunakan untuk membeli HP, laptop, dan barang-barang serta hal-hal yang yang memuaskan diri sendiri.
Marilah kita merangkul, berjalan bersama dengan masyarakat agara bangsa ini maju dan kita bawa ke arah yang lebih baik dan tanamkanlah dalam diri kita,
Ini kulakukan untuk bangsaku, Bangsa Indonesia, karena aku adalah orang Indonesia dan akan kulakukan dengan cara Indonesia!


Atas rumah, 29 Mei 2013

Cipta swastika 
Berhenti dulu buat ngepos tulisan, soalnya lagi ujian nih... kalau ada waktu, tak pos dah

Minggu tenang. Yah, sekarang sedang minggu tenang. Minggu tenang itu adalah waktu selama seminggu yang digunakan untuk mempersiapkan segala hal sebelum menghadapi ujian akhir semester. Minggu tenang hanya ada waktu kuliah saja bro, enak kan? Hahaha. Selama minggu tenang, para mahasiswa belajar dirumah. Tapi kenyataannya, semuanya pada liburan, tak terkecuali saya sendiri, hahaha.
Waktu minggu tenang, ingin rasanya liburan, menikmati indahnya alam, melepas semua beban dan penat selama kuliah, dan melupakan sejenak hal-hal tentang kuliah. Tapi keinginan hanya keinginan saja, saya tidak bisa liburan! Sedih rasanya, huhu. Dari hari senin sampai sekarang, saya hanya dirumah, maen PES! Just nge-PES! Haha, tidak belajar sama sekali. Soalnya gimana yah, pengen banget ngelepasin penat dan beban selam kuliah.
Yah, saya pengen pengen pengen banget yang namanya liburan! Sehari juga gak papa, menikmati keindahan alam bersama teman-teman, tertawa lepas bersama. Hanya tertawa dan tertawa saja yang ada, taka da pikiran tentang kuliah! Yah, saya pengen seperti itu.
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home