ACARA KEMERDEKAAN ; JALAN SEHAT BIAR BADAN JADI SEHAT

Leave a Comment

Sudah bulan Agustus nih. Biasanya kalo udah masuk bulan ke–delepan, kampung – kampung maupun kota besar di Indonesia penuh dengan ornamen, hiasan dan bendera merah putih di setiap sudutnya. Hiruk pikuk kemerdekaan sudah mulai terasa pada awal bulan dan hari – hari selanjutnya hingga biasanya sebelum tanggal 17 Agustus, euforia kemerdekaan ditandai dan dilanjutkan dengan dengan lomba – lomba kemerdekaan. Seperti lomba makan kerupuk *ini nih, lomba paling meriah, gampang – gampang sulit dan pastinya paling banyak dinikmati anak – anak*, pecah air, balap karung dan lomba yang memerlukan kerja sama dan kerja keras, panjat pinang! Kebanyakan lomba – lomba itu diperuntukkan untuk anak – anak dan digunakan untuk srawung (bersosialisasi) dan guyub (berkumpul) antar warga di lingkungan tersebut. Menang dan kalah tidak dipermasalahkan di lomba tersebut, yang penting asyyiikkk brooo, semuanya ketawa dan tegang melihat tingkah anak kecil saat berlomba.

Euforia kemerdekaan juga sangat terasa di lingkungan rumahku. Hiasan bendera merah putih plastik terpasang di sepanjang jalan. Panitia kemerdekaan *eh salah, panitia HUT RI* mulai dibentuk pada awal bulan dan lomba – lomba mulai diadakan mulai dari tanggal 8 Agustus 2016 dengan dibukanya pertandingan ping – pong antar bapak – bapak dan pemuda di lingkungan rumah. Lomba – lomba kemerdekaan yang diadakan panitia untuk anak – anak adalah lomba pecah air, lomba makan krupuk, lomba futsal 4 vs 4 dan lomba jelajah. Untuk lomba jelajah, anak – anak di bagi per kelompok dan di acak untuk nantinya menjelajah di lingkungan sekitar. Anak – anak ditugaskan untuk menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh panitia. Anak – anak menjawab pertanyaan di setiap pos yang ada. Pertanyaan – pertanyaan seputar Indonesia seperti lambang sila ke- tiga dan seputar lingkungan rumah.

Ada kejadian lucu, entah karena panitia yang kebanyakan masih muda atau apa, mereka salah saat memberikan jawaban pertanyaan lambang pancasila sila ke – tiga. Mereka justru menjawab kepala banteng untung lambang sila ke – tiga. Heemm, mungkin mereka mabuk. Padahal kan jawaban yang benar pohon beringin, hehehe. Mungkin mereka harus banyak belajar kepada Zaskia Go**ik yang merupakan duta pancasila, agar mereka lebih pintar goyang itiknya, hehehe. Eh salah, lebih pintar pancasilanya.

Selain lomba kemerdekaan, panitia juga mengadakan acara yang dapat diikuti oleh semua elemen masyarakat, seperti jalan sehat dan malam tirakatan. Jalan sehat ini diikuti oleh seluruh elemen masyarakat di lingkunganku, mulai dari anak – anak hingga orang tua a.k.a senior ikut semua. Jalan sehat ini diadakan pada tanggal 14 Agustus 2016, pada hari minggu pagi. Pas banget dah. Pas semuanya pada di rumah dan enggak ada acara keluar. Jalan sehat kali ini memiliki door prize yang wow. Door prize utamanya adalah 1 buah TV LED merk china – yang namanya susah disebut itu dan diawali dengan huruf “C” diakhiri dengan huruf “G” –  dan beberapa door prize yang nilainya melebihi harga tiket. Harga tiket yang dipatok oleh panitia adalah RP.10.000,-/3 tiket. Amat murah sekali kan? Selain itu ada demo masak dari salah satu perusahan toples ternama di Indonesia yang mayoritas warnanya pink dan diawali dengan huruf “T”.

Acara Jalan Sehat Pada Saat Pembagian Door Prize
Semua elemen masyarakat mengikuti acara jalan sehat dan memakai seragam yang sama *kayak panti asuhan aja, hehehe*. RT 08 memakai dress code orange dan RT 07 memakai dress code baju RT 07 yang warnanya abu – abu. Bagus sih, tapi serasa enggak kayak bersatu gitu deh. Seharusnya pengurus RW juga membuat dress code yang bisa digunakan pada saat acara – acara seperti ini *masukan aja sih*. Jalan sehatnya hanya memutari satu padukuhan saja sih. Hampir sama seperti tahun sebelum – sebelumnya *seingetku*, karena 2 tahun yang lalu aku tidak ikut. Tahun pertama aku tidak ikut karena sedang KKN dan tahun ke- dua karena lagi menjelajah negeri kangguru, hehehe. Pokoknya treknya hampir sama deh, jarang banget berubah, hehehe.

Salah Satu Sudut Dan Tempat PeWe Untuk Melepas Lelah. Kebetulan Itu Para Ibu-Ibu RT 07 Dengan Baju Abu-Abu Kebanggaan.
Sejam lebih warga berjalan kaki mengitari padukuhan yang sejatinya enggak begitu jauh dan juga enggak begitu dekat. Yang menampakkan batang hidung pertama kali di garis finish ternyata bukan anak kecil, melainkan seorang bapak yang mempunyai 3 anak. Ueedyaaannn, sangar lek!. Skip, setelah semua peserta mencapai garis finish, MC pun mengambil alih acara. Acara pembagian door prize kecil – kecilan pun dimulai. Di sela – sela pembagian door prize, banyak yang melepas penat dan makan makanan kecil. Setengah jam berlalu, pembagian door prize di hentikan dan di lanjutkan demo masak oleh salah satu perusahaan toples ternama di Indonesia. Banyak ibu – ibu yang berminat untuk melihat demo masak tersebut. Ada 1-2 bapak – bapak yang ikut melihat juga. Tanpa di duga, anak – anak antusias terhadap demo masak tersebut. Tau sendiri lah demo masak itu kayak gimana, mereka menonjolkan keunggulan produknya dan sebagai ajang promosi produk.
Makanan Ringan Berupa Arem-arem Dan Roti Untuk Para Peserta.

Acara Demo Masak.
Setelah demo masak selesai, pembagian door prize pun dilanjutkan. Saat di tengah – tengah ketegangan apakah mereka memenangkan door prize atau tidak, MC berkata bahwa door prize selanjutnya berupa burung – aku lupa namanya, tapi yang suka ikut kontes berkicau dan berwarna hijau – dan sontak bapak – bapak berteriak kegirangan. Mungkin karena harga burung tadi terbilang mahal dan katanya pernah memenangkan sebuah kontes kicauan. Wow, banyak bapak – bapak maupun remaja yang menyukai dunia per-burungan, hehehe, menampakkan ekspresi tegang mereka dan berharap – harap cemas bahwa salah satu dari mereka dapat mendapatkan burung tersebut.

Itu Tuh Burung +Sangkarnya. Keliatan Nggak?
Undian pun ditarik dan MC membacakan nomor tiket yang beruntung tersebut dengan amat pelan sekali. Tujuh belas...... enol delapan...... kosong..... lima...... *penonton pun mulai tegang* enammmm....... *muka – muka bapak – bapak pun mulai tegang berharap mendapatkan burung tersebut* delaapaaannn...... *sontak suara – suara kecewa pun pecah*. Detik – detik pun berlalu dan tak ada yang maju untuk mengambil burung tersebut. Penonton pun mulai gaduh. Di tengah kegaduhan tersebut muncullah sesosok anak perempuan dengan tangan diangkat ke atas dan memegang tiket berjalan ke MC. Sontak kegaduhan pun makin pecah.

Muka - muka Tegang. Liat Tuh, Tiketnya Udah Berbaris Rapi.

Wah, seng menang bu iki. (wah, yang menang ibu ini)”,
“Ibu e hurung nduwe manuk kae, hahaha (ibunya belum punya burung itu, hahaha). Beruntung itu ibunya”.
Yah, begitulah suara – suara yang keluar dari penonton.

Ada cerita lucu saat di tengah – tengah pembagian door prize. Pada saat itu, yang akan dibagikan adalah dua buah sarung asli khas dari Kalimantan, kalau tidak salah, dan saat MC melihat sarung tersebut, masih terdapat barcode harga di sarung tersebut. Sontak MC pun membacakan harga yang tertera di sarung tersebut. “Ini nih, harga sarungnya RP.340.000. wah, Bu RW marah ini” *FYI, yang menyumbangkan sarung tersebut adalah Pak RW*. Tak disangka yang berhak mendapatkan sarung tersebut adalah seorang takmir dan alim di lingkunganku. Seluruh penonton pun bersyukur dan serentak tanpa di komando mengucapkan hamdallah. “Alhamdulillah!”.

Acara pembagian door prize dilanjutkan kembali. Ketegangan mulai meningkat saat pengundian door prize utama. Banyak penonton yang masih memiliki tiket dan yang belum kebagian tiket berharap – harap cemas. Menggenggam tiket mereka dengan kuat. Ada juga yang mengadahkan kedua tangan ke atas meminta keberuntungan Tuhan. Saat nomor dibacakan, pecahlah seluruh kekecewaan para peserta dan hanya tiga suara kegirangan yang muncul dengan amat keras disaat suara kekecewaan. Mereka adalah pemegang nomer yang berhak mendapatkan TV LED tersebut. Yak, ketiga suara tersebut adalah satu keluarga. Setelah serah terima door prize utama, banyak warga yang langsung pulang untuk beristirahat.
Kesibukan Remaja Saat Melayani Pesanan. Abaikan yang lagi minum yak.

Sibuk!!! Dan itu tuh Menunya.
Saat di acara lomba sehat itu, para remaja perempuan berjualan makanan hasil kreasi mereka untuk mendapatkan tambahan dana. Dana tersebut digunakan untuk kas organisasi pemuda. Menu yang ditawarkan dan yang paling menarik adalah SAPI COKLAT! Hah, masak iya jualan sapi di acara kayak gini?. Yap, banyak yang keheranan membaca menu tersebut. Ternyata SAPI itu hanya singkatan dari “SAte PIsang”. Alhamdulillah, dengan jemput bola dan warga yang sangat welcome terhadap usaha para pemuda, semua menu laris manis. Dengan harga yang murah, banyak warga yang menyukai usaha mereka, tapi yah begitulah, untungnya hanya sedikit.

Penampakkan Para Calon Ibu Yang Kreatif *hemmm, mungkin enggak kreatif juga sih*.

Last but not least, itulah acara jalan sehat dari lingkungan rumahku, tapi bukan door prize yang dicari. Melainkan ke – guyuban yang ditimbulkan oleh sesama warga. Acara tersebut digunakan untuk saling mempererat hubungan silahturahmi antar warga. Selain itu, acara kemerdekaan juga sebagai cara yang ampuh untuk mengumpulkan warga dan saling bersilahturahmi. 
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments: